Sabtu, 30 Mei 2009

Dodol Garut yang Tak Pernah Surut

Dodol Garut sudah tak asing lagi sebagai makanan oleh-oleh kota di ujung selatan Jawa Barat ini. Saking terkenalnya, dodol Garut telah menjadi roda perekonomian beberapa masyarakat di sana.

Hingga kini jumlah perajin pembuat dodol Garut jumlahnya mencapai ratusan, salah satunya adalah Asep salah seorang keluarga pemilik PD Azziza di kawasan Tarogong Garut. Ia mengatakan bisnis dodol Garut masih menjanjikan.
Meski tergolong pemain baru, yang baru memulai usahanya pada tahun 2007 lalu, melalui bendera Azziza dan MS produk dodol Garut-nya cukup diperhitungkan di kawasan Garut dan beberapa kota di luar Garut termasuk di luar Pulau Jawa.
Dodol yang dibuat bermacam-macam yaitu dodol rasa original dan dodol kombinasi yang memiliki citarasa susu coklat dan duren. Selain itu, ada jenis dodol zebra yang biasa dikombinasikan dengan rasa duren, beri, mocca dan lain-lain.
Sampai saat ini ia mampu produksi 4 kwintal dodol setiap harinya, dengan omset hingga Rp 70 juta sampai Rp 80 juta per bulan. Saat ini permintaan dodol banyak berasal dari Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Ciater, Bali dan Sumatera, Kalimantan, termasuk Jakarta dan lain-lain.
"Kalau dahulu dodol itu hanya buat oleh-oleh saja, sekarang ini dodol sudah menjadi makanan cemilan yang digemari," ucap Asep saat ditemui detikFinance, di pabriknya Tarogong Garut, Minggu (24/5/2009).
Ia menjelaskan saat ini setidaknya di kota Garut terdapat 114 pembuat dodol Garut. Biasanya permintaan tertinggi terjadi mendekati bulan-bulan Ramadan dan hari libur yang menyebabkan kapasitas terpasang para perajin melonjak drastis.
"Saking banyaknya permintaan dari luar Garut, kadang-kadang dodol kita nggak dikenal di Garut," jelasnya.
Saat ini harga dodol yang ia tawarkan untuk jenis original dan zebra mencapai Rp 12.000 per kilo. Namun ia mengeluhkan saat ini banyak sesama perajin di Garut saling banting harga sehingga persaingan tidak menjadi sehat.
"Ada juga yang jual Rp 8.000, kondisi ini karena kita belum ada asosiasinya. Padahal kalau kita kompak, pembeli mau lari kemana lagi," tukasnya.
Meski di topang oleh 24 karyawan ia mengaku sekarang ini masih kewalahan menghadapi permintaan dari berbagai kota. Biang keladinya adalah masalah perputaran modal (cashflow) yang selama ini ia rasakan cukup menghambat.
"Pihak Carrefour sudah meminta untuk memasok, tapi kendalanya cashflow," ucapnya.
Berbisnis dodol Garut, lanjut Asep, masih menjanjikan meskipun margin yang bisa didapat hanya 10%-20% asalkan diproduksi dalam jumlah besar.
"Sekarang ini masih menjanjikan, kalau dengan produksi yang tinggi," tambahnya.
Mengenai kualitas, ia berani menjamin dodol buatannya mampu bertahan lama meski tidak menggunakan bahan pengawet. Misalnya untuk dodol Zebra mampu bertahan hingga 2 bulan dan dodol original mampu bertahan hingga 3 bulan sampai 4 bulan.
"Dodol yang baik itu selain rasanya, nampak keras di luarnya tetapi dalamnya lembek," jelasnya.
Produk campuran tepung, gula dan kelapa ini, menurutnya adalah produk yang sangat mudah untuk dibuat variasinya mulai dari rasa, ukuran warna dan lain-lain. Bahkan sekarang ini banyak dodol yang dibuat tidak hanya mengandalkan tepung ketan dan terigu saja tetapi sudah memakai serat buah seperti dari pepaya, ubi dan lain-lain.
Asep menambahkan produk dodol, saat ini masih sangat melekat dengan Garut. Tidak mengherankan banyak rekan-rekannya yang mencoba berekspansi ke luar kota Garut seperti Jakarta terpaksa gagal karena kesulitan tenaga kerja. Padahal kata dia, produksi di luar Garut bisa menekan biaya produksi dan memperluas pemasaran dodol Garut.
"Beberapa kali ada yang mencoba, di daerah seperti di Jakarta, tetapi akhirnya pindah lagi untuk pulang, karena mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja terampil dan ongkos," jelasnya.
Alamat PD Azziza (Asep)
Jl. Perum Pasir Lingga Indah Rt 02/05 No C 45 Kecamatan Tarogong Kaler Garut, Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar