Potensi batu aji (setengah permata) hasil penggalian di Kecamatan Caringin Garut, memiliki nilai ekonomi tinggi bahkan bisa dijadikan komoditi ekspor, jika diolah secara profesional oleh sumber daya manusia yang memadai.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda setempat Budiman menyatakan Sabtu, terdapat berbagai jenis batu akik di daerahnya, yang dapat dipesan seperti liontin batu untuk cincin dan giwang.
Sedangkan jenis yang popular selama ini, batu berwarna hijau muda terdiri krisopras - Jamrud Garut, native copper (Batu Urat Tembaga), agat, kuarsa/kalsedon (kecubung), kriskola, jaspir, fosil kayu terkersikkan.
"Mata dagangan tersebut berpeluang diekspor ke mancanegara, dengan prospek cukup cerah, diantaranya jenis krisopras bisa mencapai harga US$ 300/kg, serta fosil kayu pancawarna bernilai US$ 25/kg," katanya.
Selama ini dikelola oleh sekurangnya 69 unit usaha yang menyerap 203 tenaga kerja, dengan nilai investasi Rp 64 juta rupiah dan bernilai produksi sebesar Rp 2,5 miliar rupiah per tahun.
Di sisi lain, ia mengatakan sejak jaman Belanda, Kabupaten Garut juga memiliki industri sutera alam, yang dipelajari dan dirintis oleh H. Aman Sahuri (Almarhum), kemudian kini diteruskan oleh puteranya.
Sutra Garut menjadi pelopor industri sutra di tanah air, sehingga Kabupaten Garut pernah mendapatkan Upakarti, karena produksinya menjadi komoditas unggulan dengan kualitas tinggi.
"Industri tersebut bisa berkembang di daerah ini, karena ditunjang beberapa faktor diantaranya beberapa alat tenun mesin (ATM) dapat dibuat sendiri, serta didukung keberhasilan pembudidayaan ulat sutera," ujarnya.
Potensi industri sutera alam di Garut dengan dua unit usaha, bernilai investasi Rp 160 juta dan nilai produksi Rp 5,904 miliar.
Setera itu dapat menghasilkan sebanyak 3.600 meter kain sutera per tahun, menyerap sebanyak 164 orang tenaga kerja. [*/cms] (23 Mei 2009)
Sumber :
30 Mei 2009
Sumber Gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar